Wayang merupakan salah satu masterpiece dalam khasanah budaya Indonesia. Bahkan oleh UNESCO telah dinyatakan sebagai salah satu warisan budaya dunia yang patut dilestarikan.
Oleh karena itu, perawatan dan perbaikan pada wayang sangat diperlukan untuk menjaga dan memperbaiki wayang-wayang yang termakan oleh jaman. Karena wayang merupakan benda yang sangat sensitif terhadap cuaca dan suhu. Oleh karena itu, sangat rawan terhadap air, kelembapan, jamur, udara, suhu.
Perawatan yang paling sering adalah pada gapit, atau penjepit pada wayang. yang semuanya terbuat dari tanduk kebo. Bengkok, berjamur, salah ukuran bisa menjadi bagi wayang. bengkok karena cuaca selanjutnya bisa merusak wayang itu sendiri. begitu juga dengan jamur. merusak warna dan kualitas dari wayang itu sendiri.
Bagaimana jika sudah terkena jamur? Salah satu caranya adalah dengan menyikat dengan sikat halus. Karena wayang biasanya sudah dilapisi dengan pernis atau dikenal dengan istilah di dus. Sehingga cukup bisa melapisi dan menjaga warna wayang dalam waktu tertentu.
sedangkan salah ukuran gapit pada wayang bisa menjadi masalah pada bentuk wayang dan estetika dan standart ukuran wayang. sehingga bisa tertekuk, patah, wayang menjadi tidak rata atau molet dalam istilah jawa. Jika digunakan untuk pewayangan yang sebenarnya kurang baik karena bisa patah, kurang nyaman atau dalam istilah jawanya “ra nyonggo”.
penyeselesaiannya dengan cara di reh, seperti dikerok dan dipanasi menggunakan lampu minyak. oleh karena itu perlu di angin-anginkan minimal seminggu sekali. dibuat seperti pemepe tapi sekedar untuk angin-angin saja. agar tidak lembab.
yang melakukan ini adalah dari abdi dalem keraton, pak Cermo Wibowo, Pak Cermo Widodo, dan pak Cermo Sudiro. Cermo merupakan abdi dalem keraton yang bertugas dalam merawat dan memperbaiki wayang. Sedangkan sebagai koordinator konservasi wayang adalah pak wisnu.