Rabu, 21 November 2018 sampai dengan Senin, 26 November 2018 Museum Sonobudoyo ikut serta dalam gelaran pameran temporer dalam rangka Hari Ulang Tahun Museum Benteng Vredeburg ke-26. Pada pameran kali ini Museum Sonobudoyo memamerkan berbagai koleksi yang berhubungan dengan ilmu perbintangan atau astronomi dengan mengambil tema “Lintang Kartika: Membaca Angkasa Menebak Pertanda”. Koleksi yang dipamerkan diantaranya yaitu Naskah Pawukon, Zodiac Breaker, dan Papan Kalamudeng.
Jauh di atas sana, terbentang angkasa luas yang tak berujung. Angkasa menjadi sebuah misteri bagi kehidupan manusia sejak dahulu. Budaya Jawa mempercayai adanya jagat besar (makrokosmos) dan kehidupan manusia merupakan jagat kecil (mikrokosmos) yang menjadi bagian dari alam semesta. Segala peristiwa dan kejadian di dunia ini diyakini dapat diprediksi dan berjalan sesuai dengan tatanan kosmik yang berlangsung sejak jutaan tahun lalu. Prediksi atau ramalan itu dibaca oleh manusia melalui pergerakan bintang serta benda-benda langit lain yang ada di angkasa raya sana. Ramalan melalui pembacaan benda kosmis dikenal juga dengan nama astrologi.
Astrologi merupakan salah satu kebudayaan purba yang telah muncul sejak masa prasejarah. Kebudayaan Mesopotamia mencatat pengetahuan astrologi pada prasasti yang diperkirakan telah berusia lebih dari empat milenium sebelum masehi. Pengetahuan astrologi memperkenalkan kita terhadap konstelasi bintang yang ada di langit yang menunjukkan pengaruhnya terhadap hari kelahiran kita. Horoskop banyak ragamnya bergantung dengan pengaruh kebudayaan yang berkembang, seperti astrologi Cina yang mengenal shio, astrologi Yunani yang mengenal 12 rasi bintang, atau horoskop Jawa yang mengenalnya sebagai Pawukon.