Naga

Naga

Naga merupakan salah satu makhluk mitologi yang muncul dalam berbagai tradisi dan kebudayaan di dunia. Naga merupakan figur yang sering digunakan sebagai simbol dunia bawah, lambang air, dan kesuburan. Naga juga merupakan simbol dari nafsu atau ikatan duniawi. Frasa Naga berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ular. Selain Naga yang merujuk pada Naga jantan, terdapat pula Nagini yang merujuk pada Naga betina.

Sejumlah manuskrip menyebutkan tentang Naga, Udyogaparwa menyebutkan 'kahananing Naga sinangguhak?n saptapatala’ (tempat naga di Saptapatala). Purana juga menyebutkan bahwa Naga adalah ras ular yang menghuni Patalaloka atau dunia bawah, oleh karena itu naga dianggap sebagai penyangga bumi (bhudara). Agastyaparwa menyebutkan 'Naga kurma unggwan I kandarana prthiwi' (ular dan kura-kura menyangga bumi). Tantu Panggelaran menyebutkan 'Sang hyang anantabhoga pinaka dasaring prthiwi' (Sang Hyang Anantabhoga sebagai dasar bumi). 

Naga digambarkan dalam sejumlah bentuk, berbentuk ular sepenuhnya, bertubuh manusia dan pada bagian leher hingga kepala berwujud ular, bertubuh ular dan pada bagian bagian perut hingga kepala berwujud manusia. Naga juga diceritakan dapat mengambil bentuk manusia seutuhnya. Dalam kisah mitologi Hindu diceritakan bahwa Naga adalah keturunan dari Kasyapa dan Kadru. Figur naga yang paling terkenal adalah Antaboga, Basuki, dan Taksaka yang sering disebut sebagai Nagaraja atau pemimpin para Naga.

Antaboga berarti makanan yang tidak ada habis-habisnya. Dia merupakan simbolisasi tanah atau bumi yang menjadi sumber abadi segala makanan bagi semua makhluk hidup di bumi. Anantaboga menggambarkan bumi itu sendiri sebagai representasi dari unsur pertiwi (zat padat), salah satu unsur penyusun alam semesta. Dalam tradisi Hindhu, Antaboga disebut juga Shesa atau Shesanaga. Shesha berasal dari istilah Sanskerta, Sis berarti dia yang tetap bertahan pada wujudnya meskipun dunia hancur. Ia disebut sebagai Sankarshana, energi tamasik dari Narayana dan hidup di lapisan Patala. Ia adalah personifikasi dari lautan ilahi yang disebut Kshirasagara. Ananta Shesha adalah naga kosmik yang menjadi peraduan dan singgasana Wisnu dan Laksmi.

Basuki adalah representasi kekayaan bumi dan keseimbangan siklus alam, Basuki adalah aliran air kehidupan, dari mata air hingga lautan, representasi unsur apah (zat cair). Basuki adalah raja naga yang membawa keselamatan dan kesejahteraan. Kepala Basuki sering digambarkan terdapat permata Nagamani. Ia adalah ular yang dikalungkan pada leher Siwa. Basuki dikaitkan dengan cerita Samudramanthana (pengadukan samudera) atau Ksirasagaramanthana (pengadukan lautan susu). Dalam kisah tersebut Basuki ditugaskan untuk menjadi tali pengingat gunung Mandara, dimana para dewa memegang ekornya dan para asura memegang kepalanya.

Taksaka biasanya digambarkan sebagai naga bersayap. Taksaka adalah simbolisasi udara/atsmosfer yang mengirimkan hujan ke bumi, ia adalah representasi unsur bayu (udara). Dalam kisah Mahabarata, Taksaka adalah naga yang membunuh Parikesit. Taksaka pernah bersumpah akan membunuh keturunan terakhir Arjuna. Hal tersebut terjadi karena Pandawa membakar Hutan Kandawa yang merupakan tempat tinggal Taksaka. Dalam mitologi Cina dan Jepang, Taksaka dikenal sebagai salah satu dari Delapan Nagaraja Agung.

Dalam mitologi Nusantara, kisah Naga banyak dijumpai dalam folklore masyarakat. Kisah-kisah mitologi lokal tentang naga terkadang juga memuat ajaran atau pesan moral. Kisah mitologi yang berkaitan dengan naga biasanya juga digunakan sebagai analogi morfologi alam, simbolisasi penyebab terjadinya peristiwa alam seperti gempa, dan menggambarkan terjadinya atau asal-usul suatu tempat. Mitologi tentang naga juga memunculkan ritual atau upacara tradisional masyarakat, maupun mewujud dalam berbagai bentuk seni dan ornamentasi.

Di Jawa terdapat beberapa kisah mitologi yang berkaitan dengan Naga seperti cerita Baruklinting dan Jaka Linglung. Di Sumatra dijumpai kisah Putri Naga dan Tuan Tapa, cerita Alue Naga, Naga Padoha, dan kisah naga emas danau Ranau. Di Kalimantan terdapat mitologi tentang Naga Lipat Bumi, Ular Lembu, dan Puake. Di Sulawesi dijumpai mitologi tentang Silo Ndano, terdapat pula mitologi Naga Kotom Pitu di NTT dan Korben di Papua.

Visual naga banyak dijumpai dalam berbagai bentuk seni dan ornamentasi. Visual naga paling umum digunakan sebagai penunjang estetika sebuah objek. Visual naga dalam seni dan ornamentasi juga terkadang memiliki makna atau nilai simbolik. Salah satu contohnya seperti yang terdapat pada ornament sengkalan. Dalam sistem sengkalan, naga memiliki nilai angka delapan. Hal ini dikaitkan dengan mitologi Hindu atau Jawa bahwa terdapat delapan naga penyangga dunia yang berada di delapan arah mata angin.

Komentar

Artikel Terkait

Lebih Banyak