Seminar dan Workshop “Keris, Sejarah dan Periodisasinya”

Jumat, 20 September 2019 di Pendhapa Timur (Pagelaran Wayang) Museum Sonobudoyo diselenggarakan acara Seminar dan Workshop dengan tema “Keris: Sejarah dan Periodisasinya”. Menghadirkan tiga narasumber yaitu Drs. Tjahjono Prasodjo, MA, Kristanto Susilo (Praktisi Keris), serta Setyawan Sahli, S.E., M.M. (Kepala Museum Negeri Sonobudoyo).

Setyawan Sahli, S.E., M.M., selaku Kepala Museum Negeri Sonobudoyo, membuka acara dilanjutkan dengan mempresentasikan materi pertama tentang “Peran Museum Sonobudoyo dalam Melestarikan Koleksi Keris Sebagai Warisan Budaya”. Meliputi potensi koleksi keris di Museum Sonobudoyo, serta pengelolaan, pemeliharaan dan perawatan kerisnya.

Drs. Tjahjono Prasodjo, MA., menyampaikan materi tentang “Melacak Keris Melalui Bukti Arkeologis di Indonesia”. Membahas sejarah keris di Indonesia, serta bukti produksi keris masa lalu dalam bentuk artefak, relief atau arca. Selanjutnya Kristanto Susilo (Praktisi Keris). Memaparkan tema “Periodisasi Tangguh Keris”, meliputi pembahasan periodesasi keris berdasarkan material, tangguh dan corak hias keris. Serta mengenai wilayah produksi keris

Pada pukul 13.30 WIB dilanjutkan sesi kedua yaitu “Workshop Konservasi Keris” oleh Sumitra. Pada kesempatan kali ini disampaikan tentang konservasi terhadap keris dan tata cara melakukan konservasi.

Keris merupakan salah satu koleksi dari Museum Sonobudoyo yang merupakan masterpiece. Museum Sonobudoyo memiliki lebih dari 1000 koleksi keris yang diletakkan di dalam display pameran tetap serta storage Museum. Saat ini animo masyarakat terhadap keris kembali meningkat dengan bukti bahwa bertambah banyaknya komunitas pecinta keris di Indonesia dan Yogyakarta pada khususnya. Museum Sonobudoyo ingin ikut serta dalam pelestarian keris serta memberikan informasi yang akan bermanfaat bagi masyakarat luas.

Seminar ini dilaksanakan bertujuan untuk dapat memberikan edukasi dan informasi mengenai keris sebagai salah satu warisan dunia (world heritage) yang telah terdaftar dalam daftar UNESCO. Tujuan lainnya yaitu memberikan informasi mengenai periodisasi dan pembabakan keris. Serta memberikan informasi mengenai sejarah, bukti produksi keris melalui artefak, relief dan arca.

Komentar

Artikel Terkait

Lebih Banyak