Kamis, 5 Juli 2018, di Museum Sonobudoyo dilaksanakan acara Pembukaan Pameran Seni Rupa Panji. Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 5 sampai 8 Juli 2018. Acara ini merupakan acara yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian gelar Festival Panji Internasional 2018 yang diselenggarakan di tiga provinsi yaitu Provinsi Bali, Provinsi Jawa Timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara dimulai pukul 10.00 WIB, dan dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Wardiman Joyonegoro dan Dr. Timbul Raharjo (kurator). Selanjutnya acara dibuka secara simbolis oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan DIY Bapak Budi Wibowo, SH, MM.
Prof. Dr. Wardiman Joyonegoro menuturkan bahwa cerita Panji dari Jawa dan mengkisahkan Raden Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji timbul pada akhir abad ke-13 dan merupakan sebuah local genius dibidang sastra Jawa. Alur cerita Panji adalah kisah cinta dan petualangan dari Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji, dengan berbagai penyamaran dan perkelahian serta peperangan. Cerita Panji dengan menjadi segera populer, sangat digemari masyarakat dan menyebar ke seluruh Nusantara. Pada abad ke-19, cerita Panji menyeberang samudera ke Malaysia dan Asia Tenggara dan menjadi salah satu sastra yang digemari masyarakat di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam. dan Malaysia. Nama Panji menyesuaikan, di Thailand menjadi Inao dan di Malaysia diawali dengan kata Hikayat Cerita Panji menginspirasi seni pertunjukan seperti tari, pentas, wayang(Wayang Beber, Wayang Kelir, Wayang Krucil), dan beragam topeng. Cerita Panji juga dijadikan di candi-candi dalam bentuk ukiran relief. Pengaruh Panji yang berabad-abad itu dilukiskan oleh Sejarawan Adrian Vickers sebagai “Sebuah Sastra dan Budaya [yang unik] di Asia Tenggara”. Pada tahun 2017, UNESCO menerima naskah-naskah Cerita Panji sebagai Warisan Dunia dan mencatatnya di dalam Memory of The Word (MoW) UNESCO.