Hanoman atau Anoman adalah perwujudan dari Kera putih yang sakti mandraguna, ia merupakan putra dari Dewi Anjani dengan Batara Guru. Saat melahirkan Hanoman, terjadi kegaduhan di dunia, dewa – dewa memberikan penghormatan kepadanya. Ia ditakdirkan untuk menjadi panglima perang yang hebat dan akan menjadi penentram dunia. Ia hidup dalam zaman Ramayana hingga Mahabarata pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya di Mamenang Kediri. Sejak kecil, ia berwatak pemberani, yang ditunjukkan pada peristiwa saat masuk ke dalam dunia dewata (dunia yang asing dan ia tidak tahu dimana keberadaannya) untuk mencari tahu siapa ayahnya.
Pada saat dewasa, Hanoman menjalani tugas yang diberikan Wibisana sebagai mana Rahwana memiliki kesaktian Aji Pancasunya, yaitu kemampuan untuk hidup abadi. Setiap kali senjata Rama menewaskan Rahwana seketika itu pula Rahwana bangkit kembali. Hanoman dengan berani menantang Dasamuka untuk membakar dirinya ketika Dasamuka ingin menumpasnya. Namun, ia mampu mengalahkan Dasamuka dengan menjepitnya menggunakan dua buah gunung. Hanoman melakukan segala hal atas dasar sikap berani dan tidak takut oleh apapun, sikapnya sopan, santun dan setia. Ia juga merupakan prajurit ulung seperti saat ditugaskan oleh Sri Rama untuk menjadi duta di Kerajaan Pancawati.
Hanoman dapat bertiwikrama. Ia juga memiliki beberapa kesaktian seperti, Sappo’ Angen (Sapu Angin) pemberian Dewa Bayu, yang membuatnya mampu berlari secepat angin, Aji pameling (kemampuan berkomunikasi dengan telepati, serta mengerti dan merasa apalabila dibutuhkan) yang berasal dari Batara Wisnu, serta Aji Mudri (kemampuan mengangkat beban seberat apapun serta daya menghancurkan yang luar biasa) yang berasal dari Dewi Sinta. Oleh sebab itu, ia mampu mengangkat gunung dan memindahkannya ke tempat lain ataupun mampu memukul gunung hingga hancur berantakan. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila Hanoman menjadi satu di antara senopati handal dalam perang antara Prabu Ramawijaya melawan Prabu Dasamuka.