Pameran WACINWA Koleksi Museum Sonobudoyo di Pameran Bersama Museum se-Indonesia 2016 TMII

     Museum Sonobudoyo untuk yang kesekian kalinya mengikuti Pameran Bersama Museum se-Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. Pameran ini bertemakan “Budaya Pemersatu Bangsa”. Dalam kesempatan ini Museum Sonobudoyo memamerkan koleksinya yang berupa Wacinwa (Wayang Cina Jawa). Pameran ini telah dibuka secara resmi pada hari Minggu sore (17/04/2016) di Gedung Sasana Kriya. Pameran Bersama Museum se-Indonesia ini dalam rangka memperingati HUT Taman Mini Indonesia Indah yang ke-41. Pameran ini akan berlangsung sejak 16 - 20 April 2016 di Gedung Sasana Kriya TMII Jakarta.

     Wayang Cina Jawa diciptakan oleh Gan Thwan Sing (1895 - 1967) di Yogyakarta tahun 1925. Wayang ini dibuat dengan cara memadukan budaya Cina dan Jawa. Hanya ada 2 (set) wayang kulit Cina-Jawa di dunia. Saat ini satu set disimpan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta dan satu set lagi disimpan di Uberlingen (Bodensee, Jerman) milik Dr. Walter Angst. Dalam kesempatan ini, Museum Sonobudoyo memamerkan koleksi Wacinwa dengan materi pameran tentang “Pengembaraan Sie Jin Kwi”. Adapun cerita “Pengembaraan Sie Jin Kwi” adalah sebagai berikut :

Sie Jin Kwi Ngumbara

(Pengembaraan Sie Jin Kwi)

     Sudah genap 12 bulan Sie Jin Kwi bekerja pada pemborong ciu untuk membuat gedung milik Liu Wan Gwe. Saat itu musim dingin tiba dan Sie Jin Kwi ditugaskan untuk menjaga bahan bangunan. Suatu ketika Dewi Liu Kim Hoa, anak Liu Wan Gwe dengan pembatunya Ko Mama sedang berjalan-jalan melihat keindahan bangunan yang sedang dibangun. Ketika Dewi Liu Kim Hoa dekat dengan perkemahan Sie Jin Kwi, tiba-tiba ada seekor macan putih yang muncul dari gubuk Sie Jin Kwi yang hendak menerkam mereka, tetapi tiba-tiba macan itu hilang. Sang Dewi penasaran dari mana asal macan itu. Setelah menengok di gubuk, Dewi Liu mendapatkan Sie Jin Kwi sedang tidur dengan pakaian compang-camping seadanya. Melihat keadaan Sie Jin Kwi, Sang Dewi merasa iba dan berniat memberi baju yang layak. Pada waktu malam Sabg Dewi hendak mengambil baju untuk Sie Jin Kwi, tetapi tiba-tiba lampu padam tertiup angin. Pada waktu keadaan yang gelap itu Sang Dewi tak sengaja mengambil baju pusaka pemberian ayahnya dan diletakannya baju itu di samping Sie Jin Kwi yang sedang tidur.

     Ketika Liu wan Gwe sedang berkumpul dengan keluarga, ada seorang hamba yang melaporkan bahwa Sie Jin Kwi memakai baju amat bagus yang tidak sewajarnya.  Para hamba itu menuduh Sie Jin Kwi mencuri. Mendengar laporan itu Liu Wan Gwe segera memerintahkan menangkap Sie Jin Kwi untuk diadili. Akan tetapi dengan kesaktiannya, Sie Jin Kwi tidak bisa ditangkap. Setelah menemui Sie Jin Kwi, Liu Wan Gwe terkejut karena baju yang dipakai Zie Jin Kwi adalah baju pusaka miliknya yang hanya diberikan pada anak dan menantunya. Mendengar keterangan Sie Jin Kwi, Liu Wan Gwe tidak percaya dan berniat untuk membunuh Sie Jin Kwi. Karena tidak ingin permasalahannya bebrbuntut panjang, Sie Jin Kwi melarikan diri. Liu Wan Gwe masih tetap tidak terima dan berniatmenyelidikinya. Ia mengadakan pertemuan dengan keluarga, mereka diharuskan memakai baju pemberiannya. Dalam sebuah pertemuan keluarga, saat itulah terbukti kalau anaknya sendiri yang tidak dapat menyerahkan baju pusaka. Ia menuduh anaknya berbuat asusial dan tak senonoh dengan Sie Jin Kwi. Ia memerintahkan Liu Thai Hong (Kakak Dewi Liu Kim Hoa) untuk menghukum mati adiknya.

     Li Thai Hong tidak tega menghukum adiknya. Saat itu juga dirinya memberi bekal dan menyuruh Liu Kim Hoa dan Ko Mama, pengasuhnya, untuk pergi. Setelah Liu Kim Hoa pergi, Liu Thai Hong mengatur strategi untuk mengelabuhi ayahnya dengan cara melemparkan batu besar ke dalam sumur agar seolah-olah adiknya bunuh diri masuk ke dalam sumur. Liu wan Gwe percaya kalau anaknya telah mati dan segera memerintahkan anak buahnya untuk menutup sumur dengan tanah.

     Dalam perjalanan melarikan diri, Sie Jin Kwi bertemu dengan Dewi Liu Kim Hoa. Karena mereka berdua saling jatuh cinta, akhirnya mereka mengikat tali perkawinan dengan disaksikan Ong Bo Seng saudara angkat Sie Jin Kwi. Sie Jin Kwi hidup sebagai pemburu burung. Ketika sedang berburu, Sie Jin Kwi bertemu dengan Ciu Ceng teman lamanya. Setelah berbincang-bincang lama, mereka akhirnya tertarik untuk melamar menjadi prajurit. Dengan dibantu Ciu Ceng uang sebesar 300 tail, maka Sie Jin Kwi pulang untuk berpamitan dan menyerahkan uang tersebut kepada istrinya. Setelah mendapatkan ijin dari istrinya akhirnya Sie Jin Kwi dengan Ciu Ceng bergegas untuk mendaftar sebagai prajurit.

     Di Cong Hu Ge utusan raja yang bernama Thio Su Kwi membuka perekrutan prajurit. Ketika mendapatkan nama Sie Jin Kwi, Thio Su Kwi marah besar. Dengan dalih nama itu adalah penghinaan bagi dirinya. Thio Su Kwi memerintahkan untuk menghukum Sie Jin Kwi. Dengan perlakuan itu, Sie Jin Kwi pergi dan membatalkan niatnya untuk menjadi prajurit. Sie Jin Kwi pulang.

     Suatu ketika Hoan Hong Hoai dengan putrinya hendak berjalan pulang le rumah. Di perjalanan, mereka dihadang oleh tiga perampok. Perampok itu berhasil membawa kabur putrinya. Dalam perjalanan Sie Jin Kwi bertemu dengan Hoan Hong Hoai. Sambi menangis Hoan Hong Hoai menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Mendengar cerita Hoan Hong Hoai, Sie Jin Kwi bergegas mengejar ketiga perampok itu. Setelah mendapatkan ketiga perampok itu mereka akhirnya terlibat pertarungan. Ketiga perampok itu dapat ditaklukan dengan mudah oleh Sie Jin Kwi. Ketiga perampok itu bernama Kian Him Pun, Li Keng Hong, dan Kian Him Pa. Ketiga perampok itu meminta Sie Jin Kwi untuk mengampuninya. Akhirnya Sie Jin Kwi bersedia mengampuninya asalkan mereka bersedia untuk diajak bersama-sama masuk prajurit. Karena telah menyelamatkan putrinya, Hoang Hong Hoai berniat menikahkan Sie Jin Kwi dengan putrinya. Dengan desakan Hoan Hong Hoai, Sie Jin Kwi akhirnya bersedia tetapi ia meminta agar upacara pernikahan dilaksanakan kelak setelah selesai menunaikan tugas negara.

     Setelah Sie Jin Kwi dan ketiga perampok bersepakat dan mengikrarkan untuk menjadi saudara angkat, mereka bergegas ke Liong Bun Koan untuk masuk prajurit. Dalam penyeleksian, untuk kedua kali Sie Jin Kwi ditolak dan disuruh pergi oleh Thio Su Kwi. Hal itu dilakukan Thio Su Kwi karena dirinya tahu kalau Sie Jin Kwi adalah orang yang dimimpikan raja sebagai penyelamat negara, dan dirinya tak ingin kalau ada orang lain yang lebih dekat dengan raja selain dirinya. Akhirnya dengan berat hati Sie Jin Kwi pergi meninggalkan ketiga saudara angkatnya yang sudah terlanjur diterima sebagai prajurit.

     Dalam perjalanan pulang Sie Jin Kwi dikejutkan oleh seorang penunggang kuda yang dikejar oleh seekor harimau. Dengan sigap, Sie Jin Kwi menolong sang penunggang kuda dan melawan harimau dengan tangan kosong. Karena kekuatan Sie Jin Kwi akhirnya harimau melarikan diri. Teryata orang yang ditolong Sie Jin Kwi adalah Thiau Kau Kim, seorang adipati yang sedang mengantar ransum ke kota raja. Melihat kegagahan Sie Jin Kwi, Thiau Kau Kim memberi kim di leng ci (surat rekomendasi) dan menganjurkan untuk menjadi prajurit. Mendapat surat rekomendasi tersebut, Sie Jin Kwi sangat gembira dan bergegas mendaftar kembali menjadi prajurit. Oleh karena membawa surat rekomendasi, tidak ada alasan bagi Thio Su Kwi untuk tidak menerima Sie Jin Kwi menjadi prajurit. Karena tidak ingin keberadaan Sie Jin Kwi diketahui oleh sang raja, Sie Jin Kwi ditempatkan sebagai juru masak. **

**diambil dari Sinopsis Pertunjukan Wayang Cina Jawa “Sie Jin Kwi Ngumbara” Pameran Temporer Museum Sonobudoyo.

Komentar

Artikel Terkait

Lebih Banyak