Sambatan dan Suguhan Pameran Museum Sonobudoyo di Acara Bantul Expo 2016

     Museum Sonobudoyo mengikuti pameran dalam acara Bantul Expo 2016 di Pasar Seni Gabusan Bantul. Acara Bantul Expo 2016 ini telah dibuka secara resmi oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Bapak Gatot Sapdati yang mewakili Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ditandai pemukulan gong  di Komplek Pasar Seni Gabusan Bantul (Senin, 01/08/2016). Tema Bantul Expo 2016 kali ini yaitu “Makarya Mbangun Desa”, yang diharapkan dapat membangkitkan semangat  untuk lebih giat membangun daerah dengan memanfaatkan segala potensi yang ada untuk menghasilkan produk berkualitas hingga memiliki nilai lebih, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bantul, kata ketua panitia Bantul Expo 2016 Bapak Andhy Soelystyo, Sh, M.Hum saat pembukaan Bantul Expo 2016. Acara pembukaan Bantul Expo 2016 ini dimeriahkan dengan pentas Tari “Sang Dewi Padi”. Acara Bantul Expo 2016 ini akan berlangsung dari tanggal 1 – 11 Agustus 2016 di Pasar Seni Gabusan Bantul.

     Dalam pameran kali ini, Museum Sonobudoyo mengusung tema “Sambatan dan Suguhan”. Sambatan berasal dari kata “sambat” atau “sambat sinambat” yang secara harfiah berarti mengeluh. Dalam arti luas, sambatan merupakan sistem gotong – royong antarwarga masyarakat dalam rangka membantu sesame  yang sedang tertimpa musibah atau sedang melakukan pekerjaan besar seperti membangun rumah, hajatan, panen dan lain – lain. Saat sambatan atau nyambat  maka si pemilik hajat akan mengundang para tetangga dan saudaranya untuk membantu. Para laki-laki yang sudah dewasa akan membantu secara fisik sebagai wakil dari keluarganya. Sedangkan kaum perempuan biasanya membantu urusan dapur untuk mempersiapkan “suguhan” dan kebutuhan lainnya.

    Sambatan tidak mengandung nilai materi tertentu. Sambatan dilakukan oleh warga masyarakat dengan sukarela tanpa mengharapkan upah atas pekerjaannya itu karena berdasar pada adanya hubungan timbale balik yang sangat baik antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Sehingga diharapkan siapa yang membantu tetangganya yang membutuhkan maka suatu saat pasti ia akan dibantu ketika sedang membutuhkan. Sebagai wuhud ucapan terima kasih pemilik hajat kepada para warga yang telah dengan suka rela membantu sambatan, pemilik hajat menyediakan berbagai suguhan. Menu suguhan ini biasanya disesuaikan dengan kemampuan si pemilik hajat.

     Dalam perkembangannya, mulai terjadi pergeseran dalam tradisi sambatan dari yang murni sambatan menjadi sambatan dan sistem upah. Saat ini ucapan terima kasih pada sambatan sudah bergeser, tidak lagi berupa “suguhan”, akan tetapi berupah menjadi amplopan. Semoga tradisi sambatan ini akan tetap ada dan lestari dikalangan masyarakat kita meskipun ada pergeseran tradisi sambatan ini. Mari kunjungi stand Pameran Museum Sonobudoyo di Acara Bantul Expo 2016 dari tanggal 1 – 11 Agustus 2016 di Pasar Seni Gabusan Bantul sejak pukul 09.00 – 21.00 WIB, gratis.

 

Komentar

Artikel Terkait

Lebih Banyak