Tanggal 16 s/d 20 Januari 2017 Tim Wayang Kulit Durasi Singkat Museum Sonobudoyo diundang oleh Prof. Gilles Lubineau dari King Abdullah University of Science and Tehnology ( KAUST ) Jeddah Saudi Arabia. Universitas baru yang dibangun oleh mendiang Raja Abullah ini adalah universitas internasional berbahasa Inggris dan memiliki kota tersendiri dan ada kurang lebih 100 warga negara berada di dalamnya.
Pertunjukan Wayang Kulit dengan lakon Penculikan Dewi Sintha, Hanoman Duta dan Matinya Rahwana dan Kumbakarna dari cerita Epos Ramayana ini yang ditampilkan di acara Winter Enrichment Program (WEP) Final Gala 2017. Tim Wayang Kulit Durasi Singkat Museum Sonobudoyo berjumlah 10 orang yang terdiri dari Pendamping : Kepala Museum (Dra. Riharyani ) dan Kasi Koleksi Konservasi dan Dokumentasi (Ery Sustiyadi,ST,MA) dan Tim Pagelaran : Ahmad Jaelani Suparman (Dalang), Ibu Poniyem (sinden) , Bambang, Wakidi, Suhaeri, Waris, Pratiwi Wibowo dan Supadi, S.Sn (pengrawit).
Hari pertama 17 Januari 2017 gladi bersih dengan menampilkan 4 episode dalam waktu 45 menit di Ruang Perpustakaan KAUST. Tanggal 18 Januari 2017 workshop pembuatan dan menyungging wayang kulit serta workshop memainkan gamelan. Dalam kedua workshop yang direncanakan untuk masing-masing sekitar 15 orang mahasiswa, ternyata melebihi jumlah yang direncanakan (hampir 40 orang peserta), terlihat mahasiswa dari bebagai bangsa antusias sekali untuk mencoba, bahkan anak-anak SD juga ikut memainkan gamelan dan mewarnai wayang.
Malam harinya Tim Wayang dan panitia dari KAUST diundang makan malam di Thuwal oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan dari KBRI Riyadh (Bpk. Basuni ). Pada kesempatan ini Tim Wayang Museum Sonobudoyo dan Panitia dari KAUST menyampaikan souvenir (batik dan buku-buku tentang Museum Sonobudoyo) serta menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan peminjaman seperangkat gamelan untuk keperluan selama pentas.
Tanggal 19 Januari 2017 yang merupakan puncak acara atau Final Gala dipentaskan Pagelaran Wayang Kulit mulai episode Penculikan Dewi Sinta, Anoman Duta sampai dengan Matinya Rahwana dan Matinya Kumbakarna ( 4 episode) dalam waktu 60 menit. Kejadian yang sangat menarik setelah pagelaran selesai adalah para penonton naik panggung untuk memegang wayang kulit dan mencoba memainkan gamelan. Benar-benar sebuah pemandangan yang menarik dan membuat kami terharu atas penghargaan mereka terhadap budaya wayang kulit.
Belajar dari pengalaman Pagelaran Wayang Kulit Durasi Singkat Museum Sonobudoyo di KAUST maka sudah semestinya kita semua lebih menghargai budaya sendiri, khususnya wayang kulit yang sarat dengan filosofi kehidupan. Selain itu kita semua wajib untuk menjaga kelestariannya.
Atas kesempatan pentas Tim Wayang Kulit Durasi Singkat Museum Sonobudoyo di KAUST, kami mengucapkan terima kasih atas dukungkan Gubernur DIY , Kepala Dinas Kebudayaan DIY, KBRI Riyadh, Atdikbud KBRI Riyadh, KJRI Jeddah, Kaustina dan Dr.Arief Yudhanto beserta para sukarelawannya.